BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
الأسماء المنصوبات
( Isim-isim
yang Manshub) semuanya berjumlah dua belas, yaitu :
1. المفعول به
(Maf’ul Bih)
2. المفعول فيه
(Maf’ul Fiih)
3. المفعول لأجله (Maf’ul
Liajlih)
4. المفعول المطلق (Maf’ul
Al-Muthlaq)
5. المفعول معه (Maf’ul Ma’ah)
6. الحال (Al-Hal)
7. التمييز (At-Tamyiz)
8. المستثنى (Al-Mustatsna)
9. خبر كان أو احدى
أخواتها (khobar kana
dan saudara-saudaranya)
10. اسم انّ أو احدى أخواتها
(isim inna dan saudara-saudaranya)
11. المنادى
(Al-Munada)
12. التوابع (At-tawabi’)
Maf’ul Bih merupakan
salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir hurufnya. المفعول به
(Objek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dengan alasan terkadang kita sulit menentukan المفعول
به dalam suatu jumlah mufidah
atau dalam beberapa jumlah mufidah terutama dalam ayat-ayat Al-Quran. Maka dari
itu makalah ini disusun untuk membantu kita dalam memahami tentang المفعول به
. Insyaallah.
B.
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan المفعول به ?
b. Bagaimanakah pembagian المفعول به ?
c. Bagaimana pola-pola penempatan المفعول به
?
d. Bagaimana Pembagian المفعول
به berdasarkan tanda
nashabnya?
e. Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah
satu ayat Al-Quran?
C.
Tujuan
a. Memahami pengertian المفعول به .
b. Mengetahui pembagian tentang المفعول به .
c. Mengetahui pola-pola penempatan المفعول به
.
d. Memahami contoh-contoh المفعول به dalam salah
satu ayat Al-Quran.
_________________________________________________________________________________
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian المفعول به
اَلْمَفْعُوْلُ
بِهِ هُوَ الْإِسْمُ الْمَنْصُوْبُ اَلَّذِيْ وَقَعَ عَلَيْهِ فِعْلُ الْفَاعِلِ,
وَ لَهُ حُكْمٌ إِعْرَابِيْ وَهُوَ " اَلنَّصْبُ " أَيْ أَنَّهُ
دَائِمًا مَنْصُوْبٌ .
اَلْمَفْعُوْلُ
بِهِ إِسْمٌ مَنْصُوْبٌ يَدُلُّ عَلَى مَنْ وَقَعَ عَلَيْهِ الْفِعْلُ الْفَاعِلُ
وَ لَاتَتَغَيِّرُ مَعَهُ صُوْرَةُ الْفِعْلِ .
Artinya :
Maf’ul Bih adalah Isim manshub
yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan
Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh lain :
1.
كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ ; Anak itu telah menulis pelajaran
2.
ضَرَبَ الأُسْتَاذُ وَلَدًا ;
Ustadz itu telah memukul seorang anak
3.
شَرِبَتْ مَرِيَمُ اللَّبَنَ
; Maryam telah meminum air susu
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Dalam contoh di atas :
1.
كَتَبَ = fi’il, الْوَلَدُ =
fa’il, الدَّرْسَ =
maf’ul bih
2.
ضَرَبَ = fi’il, الأُسْتَاذُ =
fa’il, وَلَدًا =
maf’ul bih
3.
شَرِبَتْ = fi’il, مَرِيَمُ =
fa’il, اللَّبَنَ =
maf’ul bih
Setiap Maf’ul bih
harus senantiasa Manshub.
B.
Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul bih terbagi kepada
dua bagian, yaitu :
1.
ظاهر
: yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh : ضربَ عليٌ كلباً
: Ali memukul anjing
يقرأُ محمَّدُ قرآناً : Muhammad sedang membaca
Quran
2.
ضميرٌ
: yaitu Maf’ul
bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1.
Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
ضربني, وضربنا, وضربكَ, وضربكِ, وضربكمَا, وضربكُمْ, وضربكنَّ, وضربَهُ,
وضربهَا, وضربهمَا, وضربهُمْ, وضربهنَّ .
2. Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua belas,
yaitu :
ايّايَ,
وايَّانَا, وايَّاكَ, وايَّاكِ, وايَّاكمَا, وايَّاكُمْ, وايَّاكُنَّ, وايَّاهُ,
وايَّاها, وايَّاهما, وايَّاهُمْ, وايَّاهُنَّ .
C.
Pola-pola Penempatan Maf’ul Bih
مفعول به = قَرَأَ – مُحَمَّدُ - القُرْآنَ - فاعل - فعل -1
سَألَ – النَّبِيَّ - رَجُلٌ = فاعل - مفعول به -
فعل -2
(فعل
- فاعل) - مفعول به = سأَلتُ – رسولَ اللّهِ -3
(فعل
- فاعل - مفعول به) = أَمَرْتُكَ
-4
فاعل = أَمَرَنِى - رَسُوْلُاللّهِ
- (مفعول به – فعل) -5
مفعول به - (فعل فاعل) = اِيّاكَ - نَعْبُدُ -6
D.
Pembagian المفعول به
berdasarkan tanda nasahabnya
1.
Tanda
Nashob Fathah
a. Isim Mufrad
a. Isim Mufrad
يُذَاكِرُ مُحَمَّدُ اَلدَّرْسَ
( Muhammad sedang mengulangi pelajaran )
تَقْرَأُ الطَّالِبَاتُ الْجَرِيْدَةَ
( Para mahasiswi sedang membaca koran )
كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ
( Anak itu telah menulis pelajaran )
ضَرَبَ الْأُسْتَاذُ وَلَدًا
( Guru itu telah memukul anak )
شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبْنَ
( Maryam telah minum susu )
أَكَلَ مُحَمَّدٌ الْخُبْسَ
( Muhammad telah makan roti )
ضَرَبَ عَلِيٌّ كَلْبًا
( Ali telah memukul anjing )
يَقْرَأُ مُحَمَّدٌ قُرْآنًا
( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْبَابَ
( Ahmad sedang membuka pintu )
تَحْمِلُ فَاطِمَةُ الْقَلَمَ
( Fatimah sedang membawa polpen )
b. Jama’ Taksir
يُعَلِّمُ الْأُسْتَاذُ الطُّلَّابَ
( Guru itu sedang mengajar para mahasiswa )
يَحْمِلُ الْجُنُوْدُ اَلْأَسْلِحَةَ
( Para tentara sedang membawa senjata )
ضَرَبَ الْأُسْتَاذُ الْأَوْلَادَ
( Ustads telah memukul para anak )
تَحْمِلُ فَاطِمَةُ الْأَقْلَامَ
( Fatimah sedang membawa polpen-polpen )
يَفْتَحُ أَحْمَدُ الْأَبْوَابَ
( Ahmad sedang membuka pintu )
2. Tanda Nashob Kasrah
a. Jama’ Muannats Salim
تَشْتَرِيْ الطَّالِبَاتُ الْمجَلَّاتِ
( Para mahasiswi sedang membeli majalah )
يَجْمَعُ الطُّلَّابُ الْكُرَّاسَاتِ
( Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku catatan )
يَغْسِلُ أَحْمَدُ السَّيَّارَاتِ
( Ahmad sedang mencuci banyak mobil )
3. Tanda Nashob Ya’
a. Mutsanna
يَحْمِلُ التِّلْمِيْذُ الْكِتَبَيْنِ
( Siswa sedang membawa dua buku)
تَقْرَأُ الْمُدَرِّسَةُ الْمَقَالَتَيْنِ
( Guru itu sedang membaca dua makalah )
يَقْبِضُ الْبُوْلِيْسُ الْمُجْرِمَيْنَ
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
يَنْتَظِيْرُ الطُّلَّابُ الْحَاضِرَيْنَ
( Para siswa itu sedang menunggu dua hadirin )
b. Jama’ Mudsakkar salim
يَقْبِضُ الْبُوْلِيْسُ الْمُجْرِمِيْنَ
(Polisi sedang menangkap para penjahat )
يَنْتَظِيْرُ الطُّلَّابُ الْحَاضِرِيْنَ
( Para siswa itu sedang menunggu para hadirin )
يُكَلِّمُ الْمُدِيْرُ الْمُوَظَّفِيْنَ
( Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai )
E.
Contoh Maf’ul
Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)
بسم الله الرحمن
الرحيم
1.
|
اَلْهكُمُ
التَّكَاثُرُ
|
Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu,
|
الْهَـ (melalaikan : fi’il (predikat))
كُمُ (kepadamu : maf’ul bih (objek)
التَكَاثُرُ (bermegah-megahan : fa’il (subjek)
Jenis maf’ul bih pada ayat ini dibuat
dari isim dhomir yaitu lafadz كُمْ (kamu)
|
2.
|
حَتَّى
زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
|
Sampai kamu masuk ke dalam
kubur,
|
زُرْ (masuk “ fi’il : predikat)
تُمُ (kamu : fa’il : subjek)
الْمَقَابِرَ (kubur : maf’ul bih : objek)
|
3.
|
كَلاَّ سَوْفَ
تَعْلَمُوْنَ
|
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan kamu itu),
|
تَعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
و(kamu (dhomir
mustatir pada kalimat تَعْلَمُوْنَ) :
fa’il)
|
4.
|
ثُمَّ كَلاَّ
سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
|
Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu
akan mengetahui.
|
تعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
و (kamu (dhomir mustatir pada kalimat تَعْلَمُوْنَ) : fa’il)
|
5.
|
كَلاَّ لَوْ
تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِ
|
Sekali-kali tidak! Kelak kamu mengetahui dengan pasti,
|
تَعْلَمُوْنَ (mengetahui : fi’il)
تَ (dhomir mustatir : fa’il)
عِلْمَ
الْيَقِيْنِ (dengan
pasti : maf’ul bih)
|
6.
|
لَتَرَوُنَّ
الْجَحِيْمَ
|
Niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka jahim,
|
لتَرَوُنَّ (melihat: fi’il)
تَ (kamu (dhomir mustatir) : fa’il )
الْجَحِيْمَ (neraka jahim : maf’ul bih.
|
7.
|
ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِ
|
Kemudian kamu benar-benar
akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
|
تَ (kamu (dhomir mustatir) : fa’il)
لترَوُنَّ (melihat: fi’il)
هَا (melihat-nya : maf’ul bih (menunjukkan kepada الْجَحِيْمَ
(neraka jahim)
عَيْنَ
الْيَقِيْنِ (hal)
|
8.
|
ثُمَّ
لَتُسْئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
|
Kemudian kamu benar-benar akan
ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
|
لَتُسْئَلُنَّ ( akan ditanya : fi’il)
يَوْمَئِذٍ (pada hari itu : maf’ul fih)
|
Contoh dalam
ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
|
|||
وَرَاَيْتَ النَاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ
دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا
|
Dan Engkau melihat Manusia masuk islam dengan
berbondong bondong
|
رَاَيْ (melihat : fiil (predikat)
تَ (engkau : fail (subjek))
النَاسَ (manusia : maf’ul bih (objek)) maf’ul bih nya dzohir.
|
_________________________________________________________________________________
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub
yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan
Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada objek /penderita.
Contoh :
كَتَبَ
الْوَلَدُ الدَّرْسَ ; Anak itu telah
menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
Lihat contoh كَتَبَ الْوَلَدُ الدَّرْسَ :
كَتَبَ =
fi’il, الْوَلَدُ = fa’il, الدَّرْسَ =
maf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi
dua bagian, yang terdiri dari :
1.
Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2.
Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam kata
lain dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau
setelah fi’il dan fa’il.
DAFTAR PUSTAKA
Zakaria Aceng, 2004, “ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut : ibn azka.
Nurhasanah, 2013, “makalah isim dan fa’il”. Book in “Anwar, Moch.
2009. Ilmu Nahwu. Bandung. Sinar Baru Algensindo.” Ciamis : Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar